Batu Besar


Salah satu pantai di Batu Besar (F: google.image)


Labong Gorap Penghasil Kopra
Kampung yang terletak di sebelah utara pulau Batam ini menyimpan lagenda sejak lama. Tidak lepas dari keberadaan orang Melayu dan Tionghoa yang datang dari daratan China. Selain sudah terdapat pemukiman beberapa nelayan Melayu, kampung ini juga dirintis oleh pendatang Tionghoa pada 1870 ketika Nongsa sudah menjadi pusat pemerintahan.
Theng Huang adalah keturunan Tionghoa ketiga yang mendiami kampung Batu Besar. Setelah Theng Huang, kampung ini makin diramaikan oleh orang Melayu dan Bugis. Asal nama kampung ini adalah Labong Gorap, yang diambil dari nama sejenis kerang kecil yang banyak terdapat di tepi pantainya.
Berdasarkan dari sejarah, nama Batu Besar sendiri diambil dari Sebuah Batu yang Besar yang terletak + 800 M dari bibir pantai. Daerah tersebut sekaligus batas akhir terumbu karang dan surut air laut, dan merupakan Kampung Tua yang menurut keterangan dari Warga dan Tokoh Masyarakat setempat, orang yang pertama kali membuka lahan dan menetap di Kampung Melayu adalah M AKIB (Alm), yang hidup antara tahun 1835 – 1927 M.
M Akib berasal dari Malaka (Malaysia) yang wafat dan dimakamkan di daerah Teluk Kampung Melayu atau tepatnya di RT 01/RW 08 Kampung Melayu Batu Besar. Adapun anak keturunan dari Bapak M AKIB saat ini masih menetap di kampung tersebut.
Dalam waktu yang tidak begitu lama, mulai berdatangan masyarakat dari daerah Tanjung Uban, Pulau Bintan, Pulau Ngenang, Nongsa, Kampung Panau dan daerah perkampungan di sekitarnya. Yang terdiri dari berbagai etnis, seperti suku Melayu, Bugis Selayar, Jawa, Buton dan Cina. Untuk membuka lahan perkebunan yang sama, antara lain pohon kelapa, pohon rambutan, pohon mangga, pohon karet, pohon sukun dan lain-lain.
Karena dirasa tempat ini sangat sesuai bagi usaha pertanian maka pada tahun 1947 banyak warga Tanjung Bemban yang pindah ke daerah ini. Batu Besar kemudian menjadi penghasil kopra yang dijual ke Singapura.
Pada tahun 1957 kampung ini juga merupakan daerah pertama di Batam yang memiliki sarana pendidikan SR (Sekolah Rakyat) yang resmi. Muchri adalah salah seorang putra daerah yang dapat mengecap pendidikan di bangku sekolah tersebut beserta anak-anak Batu Besar lainnya. Beliau juga merupakan keturunan dari para pewaris sejarah yang mengetahui tentang keberadaan kampung tersebut. Maka tidak heranlah kalau saat ini banyak terdapat putera-puteri kelahiran Batu Besar yang berpendididkan tinggi. Dari mereka ada yang menduduki jabatan penting baik di instansi pemerintah maupun swasta. ~MNT
Sumber cerita: Tatang Surya Priatna 

Komentar

  1. saya dari kampung seranggong , menurut saya sejarah kampung tua ada yang terlupakan ya itu kampung seranggong yg sudah ada sejak tahun 1894

    BalasHapus
  2. di kampung seranggong juga banyak makam tua...dan tumbu-tumbuhan tua.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer