Bukit Abdullah


Harbour Bay berhadapan dengan Bukit Abdullah (F: google,image)
Panglima Kelelawar dan Makam Purba 1201

Pada masa Kerajaan Riau Lingga, penempatan keturunan bangsawan dari pusat kerajaan pulau Penyengat telah tersebar di beberapa daerah pesisir Batam. Pada tahun 1857 Jodoh dan Batu Ampar juga telah ditempati oleh keluarga diraja dengan membuka beberapa perkampungan. Wilayah perbukitan ini awalnya ditempati oleh beberapa pengikut raja, di antaranya seorang ulama dari Sulawesi Utara yang menyebarkan ajaran Islam bernama Uzuzabikaninarnar atau La Ode Ulo. Beliau juga dipanggil dengan gelar To’ Guru.
Pada masa itu juga bukit ini lebih dikenal dengan nama To’ Guru. Di sini juga tinggal seorang panglima yang bernama Abdul Majid atau lebih dikenal dengan gelar Panglima Kelelawar. Beliau wafat ketika peperangan Raja Jodoh dengan orang Ladi. Beliau juga dimakamkan di daerah bukit tersebut berdekatan dengan makam To’ Guru.
Kawasan ini terletak di pinggir kanan jalan dari arah Jodoh ke Batu Ampar yang sekarang dikelilingi oleh kawasan perdagangan dan industri. Pada tahun 1963, seorang muallaf dari Flores bernama Abdullah Tamin yang beristerikan orang Melayu membuka perkebunan di wilayah perbukitan ini. Oleh sebab itu kawasan ini bernama Bukit Abdullah.
Di lokasi ini kemudian ditemukan sebuah makam yang tidak diketahui asal usulnya. Kaluli (teras) pada makam tersebut dianggap menyerupai bebatuan yang terdapat di laut Melaka. Pada nisan makam tertulis tahun 1201. Hingga kini belum terkuak misteri apa yang menyelimuti makam purba tersebut.
Pada masa silam daerah ini merupakan sebuah perkampungan nelayan yang cukup indah akan pemandangan pantai yang berpasir putih serta nyiurnya yang melambai diiringi desiran ombak yang memecah di tepian pantai. Namun pada tahun 1968-1969 pembangunan di Batam mulai menggeliat. Kawasan ini mulai hiruk pikuk oleh deru kendaraan yang lalu lalang dari Batu Ampar ke Jodoh sejak berdirinya PT Ingram asal Amerika Serikat. Adapun pantai yang sangat berhampiran dengan Bukit To’ Guru ini telah dibelah oleh jalan raya yang menghubungkan antara Jodoh dan Batu Ampar. ~MNT
Sumber cerita: Tatang Surya Priatna 

Komentar

Postingan Populer