Kampung Nongsa
Komplek Makam Tengku Isa (F: ist) |
Pusat Pemerintahan Pertama di Batam
Teluk Mata Ikan serta Bakau Serip adalah kampung yang menghimpit di kiri dan kanan tempat pemukiman Raja Isa atau Tengku Nong yang pada masa silam sangat terkenal dengan “Pancungan Jenawi” pusakanya.
Beliau pernah bertarung menghapus lanun-lanun dari Singapura, yakni orang-orang Tionghoa dari Kelompok Bintang Tiga yang sering masuk ke daerah perairan utara dan barat pulau Batam. Pada zaman beliau menempati daerah ini beberapa kali percobaan perampokan yang dilakukan oleh Kelompok Bintang Tiga di perairan ini dapat ditumpaskan oleh kesigapan Raja Isa dan hulubalangnya.
Selain orang Melayu yang tinggal di daerah ini, orang Bugis juga ramai yang berkebun kelapa sekitar Teluk Mata Ikan Nongsa dan Bakau Serip. Hingga pada tahun 1990 sebagian penduduknya telah dipindahkan ke kavling oleh Otorita Batam (OB) yang sekarang dikenal dengan nama Kavling Nongsa. Namun ada beberapa penduduk yang masih tetap tinggal di pinggiran pantai tepatnya di daerah pemukiman Tengku Nong yang dikenal dengan nama Bukit Makam Raja.
Sejarah telah mencatat, kampung ini pertama sekali dibuka oleh Raja Isa bersama pengikutnya dari Penyengat setelah mendapat mandat atas Nongsa dari kerajaan Riau Lingga pada tahun 1829. Nama kampung ini diambil dari nama timang-timangnya “Nong Isa” alias Tengku Nong. Nama Nong Isa lama kelamaan berubah menjadi Nongsa dan mengekal hingga sekarang.
Ramai orang berpendapat bahwa kampung ini merupakan kampung tertua di Batam yang juga merupakan pusat pemerintahan pertama di wilayah ini. Kampung Nongsa memiliki wilayah pemerintahan resmi di bawah kepemimpinan Nong Isa. Wilayah pemerintahannya juga membawahi kampung-kampung lainnya. Pungutan cukai dari hasil bumi kampung-kampung lainnya terlebih dahulu dikumpulkan di Nongsa sebelum dibawa ke ibukota Penyengat. ~MNT
Sumber cerita: Tatang Surya Priatna
Komentar
Posting Komentar