Orang Laut Menjadi Suku Pedalaman Hutan

Ilustrasi: wikipedia.org

Meski masyarakat urban atau perkotaan kurang terbiasa mendengar nama kampung tua ini, namun wilayah ini memiliki nilai historis yang erat kaitannya dengan keberadaan Batam hari ini. Kampung Setenga mulanya merupakan tempat bagi orang-orang laut (Suku Laut) untuk singgah sebentar, namun salah seorang dari anggota keluarga Suku Laut enggan melanjutkan perjalanan dan memilih mencari kehidupan di daratan tersebut.
Adalah A’lamah, salah seorang anak dari keturunan mereka yang kemudian dianggap sebagai orang asli Pedalaman Hutan. Pada masa kegemilangan Kesultanan Melayu menyebar ke berbagai wilayah di Kepulauan Riau, kampung ini tidak pernah terjamah karena dinilai tidak berpenghuni dan masih dalam keadaan belantara hutan, padahal di dalamnya terdapat berbidang-bidang kebun hasil dari peninggalan A’lamah dan keturunannya.

Adapun hasil kebun tersebut dijual atau ditukar dengan berbagai bahan makanan ke daerah Tanjung Uma, Kampung Bagan dan sekitarnya. Kegiatan itu terus berlangsung turun temurun hingga tahun 1970.
A’lamah diperkirakan hidup pada tahun 1790 ketika Belanda telah menguasai beberapa tempat di wilayah Indonesia hingga ke Pulau Batam. A’lamah mempunyai keturunan setelah menikah dengan orang Melayu. Anak dari A’lamah antara lain Kanting (Ahmad), Atan (Busut) dan Minggok (Asma). Mereka kemudian menikah dengan orang Melayu tempatan di sekitar Kampung Setenga, Rempang dan Tanjung Piayu Laut. Keturunan ketujuh dari Al’lamah masih dapat dijumpai di Kampung Setenga yang dapat ditempuh melalui Telaga Punggur dan Tanjung Piayu.
Pantun berikut ini diyakini berasal dari keturunan A’lamah dan merupakan salah satu bukti dari keberadaan suku Pedalaman Hutan. Tanah Setenga tanah berlembah,  pohon senodok bercabang dua Tanah Setenga tanah bertuah, tempat tinggal selama lama.

Pada tahun 1920, keberadaan orang-orang hutan ini pernah diteliti oleh Belanda namun belum ditemukan publikasi atau hasil dari penelitian tersebut. ~MNT
Sumber: Muhammad Natsir Tahar/Tatang Surya Priatna 

Komentar

Postingan Populer